Sore itu, udara menyambut dingin
menggigilkan dan menyegarkan malam
kami terkejut; aduh, bunga-bunga ruang batinku
terbakar oleh berita tubuhmu yang kaku, guru
menggigilkan dan menyegarkan malam
kami terkejut; aduh, bunga-bunga ruang batinku
terbakar oleh berita tubuhmu yang kaku, guru
kami tak bisa menerima keputusan Sang Ilahi:
jangan renggut hatinya yang lepas
jangan kekang jiwanya yang terbuka
jangan renggut hatinya yang lepas
jangan kekang jiwanya yang terbuka
kenapa Dia cepat mengangkat jiwanya
saat negeri ini membutuhkan pewarisnya:
yang setia berteriak hak
yang kepalkan tangan merdeka
yang menebar benih cinta
yang menyebar tawa ceria yang ajarkan arti bersama
saat negeri ini membutuhkan pewarisnya:
yang setia berteriak hak
yang kepalkan tangan merdeka
yang menebar benih cinta
yang menyebar tawa ceria yang ajarkan arti bersama
tapi, angin benar-benar melepaskan dedaunan
Sang Ilahi datang membawa syair-syair cinta
tentang pengembaraan burung-burung Attar
dan kami benar kehilanganmu, guru
beginilah kami yang kau tinggal
masih terlalu ranum,
sepasang matamu yang berbinar
dan bibirmu yang mekar cinta
masih belum bisa kami lupa
selamat jalan guru !
selamat jalan Bapak Romanus Rinu.
Sang Ilahi datang membawa syair-syair cinta
tentang pengembaraan burung-burung Attar
dan kami benar kehilanganmu, guru
beginilah kami yang kau tinggal
masih terlalu ranum,
sepasang matamu yang berbinar
dan bibirmu yang mekar cinta
masih belum bisa kami lupa
selamat jalan guru !
selamat jalan Bapak Romanus Rinu.
Bajawa, 09 Agustus 2019
Komentar
Posting Komentar